ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansiyang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
Laporan Laba Rugi
yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Laporan Perubahan Modal
yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.
Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
Laporan Arus Kas
yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.

contoh laporan keuangan PT.bank bukopin 2010

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Neraca
PT BANK BUKOPIN
JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770
Telp. 7989837-7988266

per Februari 2010

(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
02-2010
ASET
Kas 716,902
Penempatan pada Bank Indonesia 1,395,678
Penempatan pada bank lain 977,900
Tagihan spot dan derivatif 609
Surat berharga 8,879,484
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi 2,071,468
b. Tersedia untuk dijual 5,514,680
c. Dimiliki hingga jatuh tempo 1,293,336
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)
Tagihan akseptasi 32,672
Kredit 22,076,313
a. Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba/rugi
b. Tersedia untuk dijual
c. Dimiliki hingga jatuh tempo
d. Pinjaman yang diberikan dan piutang 22,076,313
Pembiayaan syariah
Penyertaan 151,502
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan -/- 384,733
a. Surat berharga 4,417
b. Kredit 301,590
c. Lainnya 78,726
Aset tidak berwujud
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/-
Aset tetap dan inventaris 935,074
Akumulasi penyusutan aset tetap dan inventaris -/- 355,099
Properti terbengkalai 24,409
Aset yang diambil alih 73,887
Rekening tunda
Aset antarkantor
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
Cadangan kerugian penurunan nilai aset lainnya -/- 17,441
Penyisihan penghapusan aset non produktif -/- 22,951
Sewa pembiayaan
Aset pajak tangguhan 41,301
Rupa-rupa aset 597,022
TOTAL ASET 35,122,529
KEWAJIBAN DAN MODAL
Giro 6,965,168
Tabungan 5,936,260
Simpanan berjangka 16,850,682
Dana investasi revenue sharing
Kewajiban kepada Bank Indonesia 191,849
Kewajiban kepada bank lain 1,127,644
Kewajiban spot dan derivatif 440
Kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo)
Kewajiban akseptasi 32,672
Surat berharga yang diterbitkan
Pinjaman yang diterima 641,735
Setoran jaminan 10,004
Kewajiban antarkantor 1,022
a. Melakukan kegiatan operasional di Indonesia 1,022
b. Melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia
Kewajiban pajak tangguhan
Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif
Rupa-rupa kewajiban 577,108
Dana investasi profit sharing
Modal pinjaman
Modal disetor 812,062
a. Modal dasar 2,500,000
b. Modal yang belum disetor -/- 1,687,938
c. Saham yang dibeli kembali (treasury stock) -/-
Tambahan modal disetor 339,685
a. Agio 304,978
b. Disagio -/-
c. Modal sumbangan
d. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan
e. Pendapatan (kerugian) komprehensif lainnya (133)
f. Lainnya 34,840
g. Dana setoran modal
Selisih penilaian kembali aset tetap
Selisih kuasi reorganisasi
Selisih restrukturisasi entitas sepengendali
Cadangan 577,575
a. Cadangan umum 577,575
b. Cadangan tujuan
Laba/rugi 1,058,623
a. Tahun-tahun lalu 966,872
b. Tahun berjalan 91,751
TOTAL KEWAJIBAN DAN MODAL 35,122,529

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
PT BANK BUKOPIN
JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770
Telp. 7989837-7988266

per Februari 2010

(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
02-2010
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga 714,541
a. Rupiah 697,045
b. Valuta Asing 17,496
2. Beban Bunga 488,824
a. Rupiah 479,408
b. Valuta Asing 9,416
Pendapatan (Beban) Bunga bersih 225,717
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 98,796
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) 3,154
i. Surat berharga
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif 3,154
iv. Aset keuangan lainnya
b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Keuntungan penjualan aset keuangan 1,589
i. Surat berharga 1,589
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised)
e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, 62,527
komisi/provisi/fee dan administrasi
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan 4,678
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan
transaksi rekening administratif.
g. Pendapatan lainnya 26,848
2. Beban Operasional Selain Bunga 229,396
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) 2,445
i. Surat berharga
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif 2,445
iv. Aset keuangan lainnya
b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Kerugian penjualan aset keuangan 13
i. Surat berharga 10
ii. Kredit 3
iii. Aset keuangan lainnya
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised)
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 26,451
i. Surat berharga 141
ii. Kredit 19,767
iii. Pembiayaan syariah
iv. Aset keuangan lainnya 6,543
f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif 460
g. Penyisihan kerugian risiko operasional
h. Kerugian terkait risiko operasional 5
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, 1,982
komisi/provisi/fee dan administrasi
j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan)
k. Penyisihan penghapusan aset non produktif
l. Beban tenaga kerja 73,586
m. Beban promosi 22,544
n. Beban lainnya 101,910
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (130,600)
LABA (RUGI) OPERASIONAL 95,117
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris 11
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing
3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya (3,377)
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL (3,366)
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 91,751
1. Transfer laba (rugi) ke kantor Pusat
2. Pajak Penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan
LABA (RUGI) BERSIH 91,751

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Komitmen dan Kontinjensi
PT BANK BUKOPIN
JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770
Telp. 7989837-7988266

per Februari 2010

(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos Bank
02-2010
I. TAGIHAN KOMITMEN 409,554
1. Fasilitas pinjaman yang belum ditarik 2
a. Rupiah 2
b. Valuta Asing
2. Posisi pembelian spot dan derivatif yang masih berjalan 376,511
3. Lainnya 33,041
II. KEWAJIBAN KOMITMEN 22,533,421
1. Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik 19,402,141
a. BUMN 16,980,121
i. Committed 16,980,121
– Rupiah 16,815,500
– Valuta Asing 164,621
ii. Uncommitted
– Rupiah
– Valuta Asing
b. Lainnya 2,422,020
i. Committed 2,422,020
ii. Uncommitted
2. Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 975
a. Committed 975
– Rupiah 975
– Valuta Asing
b. Uncommitted
– Rupiah
– Valuta Asing
3. Irrevocable L/C yang masih berjalan 2,732,327
a. L/C luar negeri 719,752
b. L/C dalam negeri 2,012,575
4. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan 397,978
5. Lainnya
III.TAGIHAN KONTINJENSI 210,894
1. Garansi yang diterima
a. Rupiah
b. Valuta Asing
2. Pendapatan bunga dalam penyelesaian 210,894
a. Bunga kredit yang diberikan 210,894
b. Bunga lainnya
3. Lainnya
IV.KEWAJIBAN KONTINJENSI 176,227
1. Garansi yang diberikan 176,227
a. Rupiah 137,781
b. Valuta Asing 38,446
2. Lainnya

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
PT BANK BUKOPIN
JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770
Telp. 7989837-7988266

Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya
per Februari 2010

(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 02-2010
L DPK KL D M Jumlah
Penempatan pada bank lain 837,875 140,025 977,900
a.Rupiah 178,476 178,476
b.Valuta Asing 659,399 140,025 799,424
Tagihan spot dan derivatif 609 609
a.Rupiah 609 609
b.Valuta Asing
Surat berharga 8,879,484 8,879,484
a.Rupiah 8,806,552 8,806,552
b.Valuta Asing 72,932 72,932
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
a.Rupiah
b.Valuta Asing
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
a. Rupiah
b.Valuta Asing
Tagihan Akseptasi 32,672 32,672
Kredit 15,944,223 497,968 44,103 52,695 253,948 16,792,937
a. Debitur Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 4,362,041 358,715 31,432 38,127 220,135 5,010,450
i. Rupiah 4,311,065 358,715 27,697 38,127 219,724 4,955,328
ii.Valuta Asing 50,976 3,735 411 55,122
b.Bukan debitur UMKM 11,582,182 139,253 12,671 14,568 33,813 11,782,487
i. Rupiah 10,675,080 139,253 12,671 9,445 26,175 10,862,624
ii.Valuta Asing 907,102 5,123 7,638 919,863
c. Kredit yang direstrukturisasi 951,927 143,008 5,596 17,891 166,954 1,285,376
i. Rupiah 915,132 143,008 5,596 17,891 166,954 1,248,581
ii.Valuta Asing 36,795 36,795
d.Kredit Properti 3,629,460 204,850 11,621 31,032 121,037 3,998,000
Penyertaan 150,952 550 151,502
Penyertaan modal sementara
Komitmen dan Kontinjensi 22,273,479 28,000 2,936 4,639 2,636 22,311,690
a.Rupiah 21,280,015 28,000 2,936 4,639 2,636 21,318,226
b.Valuta Asing 993,464 993,464
Aset yang diambil alih 30,911 7,992 34,984 73,887

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
PT BANK BUKOPIN
JL MT.HARYONO KAV 50-51 JAKARTA 12770
Telp. 7989837-7988266

Cadangan Penyisihan Kerugian
per Februari 2010

(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos 02-2010
CKPN PPA yang wajib dibentuk
Individu Kolektif Umum Khusus
Penempatan pada bank lain 67,777 8,471 8,379 21,004
Tagihan spot dan derivatif 23 6
Surat Berharga 4,417 4,398
Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo)
Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo)
Tagihan akseptasi 392 327
Kredit 174,172 127,418 123,876 169,917
Penyertaan 550 1,513 1,510 550
Penyertaan modal sementara
Keterangan Bank Pelapor:
Sumber data : Berdasarkan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) yang disampaikan Bank kepada Bank Indonesia
Keterangan : 1. Format Laporan ini sesuai dengan format dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 Tentang Perubahan Kedua atas SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia.
2. Bank Indonesia tidak bertanggung jawab terhadap kebenaran isi laporan. Kebenaran isi laporan tersebut sepenuhnya merupakan tanggungjawab bank.
3. Apabila ada pertanyaan mengenai isi laporan dapat menghubungi alamat/nomor telepon Bank yang bersangkutan sebagaimana tercantum di atas.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Makalah Pengenalan Laporan Keuangan Bank

–          Pengenalan Laporan Keuangan Bank (Neraca Bank, L/R Bank, Laporan Kwalitas Aktiva Produktif dan Laporan Komitmen dan Konsigensi)

–          Manajemen Aktiva dan Pasiva Bank dan Manajemen Resikonya

–          Tingkat Kesehatan Bank (Penilaian Capital, Penilaian Asset, Penilaian Manajemen) ini.

 

 

I. PENGENALAN LAPORAN KEUANGAN PERBANKAN

 

Laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu yang berisi informasi tentang presentasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

 

1. NERACA BANK

Neraca (Balance Sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang), dan modal dari suatu perusahaan pada saat / tanggal tertentu. Dibawah ini merupakan contoh ilustrasi neraca pada PT. Purnama Realindo Tbk pada tanggal 31 Maret 2006. Isi neraca secara garis besar adalah sebagai berikut :

 

a. Asset : kekayaan atau sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat dimasa yang akan datang.

 

  • Asset lancar : uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek (satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan). Yang termasuk aset lancar: Kas (saldo uang tunai pada tanggal neraca), Bank (saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca), Surat berharga jangka pendek, Piutang, Persediaan (barang berwujud yang tersedia untuk dijual, di produksi atau masih dalam proses), Beban dibayar dimuka.

 

  • Investasi jangka panjang (long term investment) : Terdiri dari aset berjangka panjang (tidakuntuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan. Misalnya: penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga, dana untuk tujuan-tujuan khusus (dana untuk pelunasan hutang jangka panjang), tanah yang dipakai untuk lokasi usaha.

 

  • Aset Tetap (Fixed Asset) : Aset berwujud yang digunakanuntuk operasi normal perushaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan. Misalnya: tanah untuk lokasi baru, gedung, mesin-mesin dan peralatan produksi, peralatan kantor, kendaraan.

 

  • Aset Tak Berwujud (Intangible Asset) : Terdiri hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, Misal: hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.

 

  • Aset lain-lain (Other Asset) : Untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Misalnya; mesin yang tidak dipakai dalam operasi.

 

b. Kewajiban dapat digolongkan menjadi :

 

 

  • Kewajiban Lancar (current liabilities) : Kewajiban lancara meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan. Misalnya: hutang usaha, beban yang harus masih dibayar, pendapatan yang diterima dimuka, utang pajak, utang bunga.

 

  • Kewajiban Jangka Panjang (long – term debts) : Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun. Misalnya: utang hipotik, utang obligasi.

 

  • Kewajiban lain-lain : Adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancer dan kewajiban jangka panjang.

 

c. Ekuitas : Menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban. Jenis ekuitas berdasarkan bentuk perusahaan :

 

  • Perusahaan perorangan
  • Perusahaan persekutuan
  • Perusahaan perseroan

 

 

2. LAPORAN RUGI / LABA BANK

 

Laporan rugi / laba (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Ada dua pendekatan sebagai dasar dalam dan menggolongkan, serta mengikhtisarkan transaksi transaksi yang terjadi dalam perusahaan, kedua pendekatan itu adalah:

 

  • Dasar Tunai (Cash Basis) : Suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil, karena mentode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rgi laba pada period tertentu.

 

  • Dasar Waktu ( Akrual Basis ) : Yaitu suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai. Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba-rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.

 

Dalam laporan laba-rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:

 

  • Pendapatan : Adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan akitivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti; penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.

 

  • Beban : Adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gai, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.

 

  • Laba / Rugi : Laba terjadi bila pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi bila pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.

 

 

Untuk perusaahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.

Dalam laporan laba-rugi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

 

Pendapatan; hasil dari pemberian jasa yang diberikan kepad pelanggan yang merupakan mata usaha pokok dan normal perusahaan. Misalnya; untuk perusahaan konsultan, maka pendapatannya berasal dari fee yang diberikan oleh pelanggan. Pendapatan salon kecantikan adalah ongkos yang pelayanan salon kepada pelanggannya, pendapatan rental komputer adalah sewa yang dibayar oleh pelanggan.

Beban operasi, semua beban yang dikeluarkan atau terjadi dalam hubungannya dengan aktifitas operasi perusahaan. Misalnya; beban telepon, beban listrik dan telepon, beban rapat, beban suplies, beban penyusutan dan sebaginya.

 

Laba operasi, merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi, sedangkan

 

pendapatan dan beban lain-lain merupakan pendapatan diluar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga. Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seprti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.

 

Laba bersih sebelum pajak, merupakan hasil pengurangan labs operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi dan laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan.

 

 

3. LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF

 

Aktiva diartikan sebagai jasa yang akan datang dalam bentuk uang atau jasa mendatang yang dapat ditukarkan menjadi uang (kecuali jasa-jasa yang timbul dari kontrak yang belum dijalankan kedua belah pihak secara sebanding) yang didalamnya terkandung kepentingan yang bermanfaat yang dijamin menurut hokum atau keadilan bagi orang atau sekelompok orang tertentu. Aktiva juga diartikan sebagai manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu (Marianus Sinaga, 1997).

 

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivas operasional perusahaan. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif. Sesuai dengan namanya aktifa produktif (earning assets) adalah aktiva yang menghasilkan kontribusi pendapatan bagi bank.

 

Contoh Kasus Aktiva Produktif Pada Bank Syariah

 

Sama halnya dengan perbankan konvensional, keberlangsungan usaha bank syariah sangat dipengaruhi oleh kualitas penanaman dana (aktiva produktif) yang dilakukan. Dalam perbankan syariah, yang dimaksud dengan aktiva produktif adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk :

 

  • Pembiayaan yaitu penyediaan dana dan atau tagihan berdasarkan akad mudaharabah dan atau pembiayaan lainnya berdasarkan prinsip bagi hasil.

 

  • Piutang yaitu tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahan, salam, istishna dan atau ijarah.

 

  • Qardh yaitu penyediaan dana ataru tagiahan antara bank syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melakukan pembayaran sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

 

  • Surat berharga syariah yaitu surat bukti berinvestasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan dipasar uang dan atau pasar modal antara lain wesel, obligasi syariah, sertifikasi reksadana syariah dan surat berharga lainnya berdasarkan prinsip syariah.

 

  • Penempatan yaitu penanaman dana bank syariah pada bank syariah lainnya dan atau bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsisp syariah antara lain dalam bentuk giro dan atau tabungan wadiah, deposito berjangka dan atau tabungan muharabah, pembiayaan yang diberikan, sertifikat investasi mudharabah antar bank (IMA) dan atau bentuk-bentuk penempatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

 

  • Penyertaan modal yaitu penanaman dana bank syariah dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah termasuk peneneman dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jensi transakasi tertentu berdasarkan prinsisp syariah yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan yang bergerak dibidang keuangan syariah.

 

  • Penyertaan modal sementara yaitu penyertaan modal bank syariah dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan pembiayaan dan atau piutang (debt to equity swap) sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku termasuk dalam bentuk surat utang konversi (convertible bonds) dengan opsi saham (equity options) atau jenis transaksi tertentu yang berakibat bank syariah memiliki atau akan memiliki saham pada perusahaan nasabah.

 

  • Transaksi rekening administrasi yaitu komitmen dan kontijensi (off balance sheet) berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas bank garansi, akseptasi (endorsemen), irrevocable letter of credit (L/C) dan garansi lain berdasarkan prinsip syariah.

 

  • Sertifikasi Wadiah Bank Indonesia (SWBI) yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah.

 

 

Kualitas semua bentuk penanaman dana (aktiva produktif) diatas menjadi standar pengukuran kinerja bank syariah. Untuk menjaga kinerja yang baik dan pengembangan usaha yang senantiahsa sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah maka kualitas aktiva produktif perlu dijaga. Salah satu cara menjaga kualitas aktiva produktif adalah dengan menerapkan kebijakan alokasi dana baik menurut sector ekonomi, sektro industri maupun wilayah pemasaran. Misalnya sekian persen untuk pembiayaan sektor industri manufaktur, sekian persen untuk perdagangan dan sekian untuk penyertaan. Demikian juga dengan rasio antara pembiayaan dan sumber-sumber daya dengan memperhatikan penyebaran sumber daya dan penyebaran resiko sehingga aktiva produktif perusahaan benar-benar dapat menjadi kontribusi pendapatan bagi bank tersebut.

 

 

4. LAPORAN KOMITMEN DAN KONTIGENSI

 

Komitmen bank adalah suatu ikatan atau kontrak atau berupa janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Komitmen ini dapat bersifat tagihan ataupun kewajiban bagi bank. Komitmen tagihan adalah komitmen yang diterima oleh bank dari pihak lain, sedangkan komitmen kewajiban adalah komitmen yang diberikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain.

Tagihan komitmen antara lain :

 

  • Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik
  • Posisi pembelian valuta asing dll.

 

 

 

Kewajiban komitmen antara lain :

 

  • Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

 

  • Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik

 

  • Irrevocable L/C yang masih berjalan

 

  • Posisi pembelian valuta asing dll

 

 

Kontigensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan , yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Pengungkapan akan peristiwa kontigensi diharuskan dalam laporan keuangan.

 

Azas Konservatif dalam Kontigensi

 

Pengungkapan data transaksi kontigensi dalam laporan keuangan dikaitkan dengan penerapan konsep atau azas konservatif atau berhati-hati dalam prinsip akuntansi. Yang dimaksud disini adalah bahwa penyisihan suatu rugi kontigensi dapat dilakukan pada perhitungan rugi-laba bila kedua kondisi berikut dipenuhi :

 

a)      Terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah terjadi penurunan nilai suatu aktiva atau  telah timbul kewajiban pada tanggal neraca.

 

b) Jumlah kerugian dapat ditaksir secara wajar.

 

Jenis Transaksi Kontigensi

 

 

Dalam transaksi bank dapat ditemukan beberapa jenis transaksi kontigensi seperti : garansi bank, letter of credit yang dapat dibatalkan (revocable) yang masih berjalan, transaksi opsi valuta asing, pendapatan bunga dalam penyelesaian. Semua jenis transaksi tersebut apabila ditemukan dalam transaksi sehari-hari wajib untuk dilaporkan dalam laporan keuangan melalui rekening administrative, yang dapat berupa tagihan maupun kewajiban.

 

Garansi Bank

 

Salah satu jenis transaksi kontigensi yang paling sering ditemukan dalam transaksi bank adalah Garansi Bank. Garansi Bank adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran pada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin bank wanprestasi atau cidera janji.

 

 

 

II. MANAJEMEN AKTIVA DAN PASIVA BANK DAN MANAJEMEN RESIKONYA

 

 

Manajemen bank yang biasanya disebut manajemen aktiva pasiva bank (Banking Asset Liability Management) meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap penghimpunan dan pengalokasian dana dari masyarakat, yang mana output dua kegiatan tersebut akan terlihat pada sisi pasiva (liability), sedangkan pengalokasian dana atau investasi berada pada sisi aktiva (asset). Kasmir (2001) berpendapat bahwa badan usaha bank sebagai lembaga intermediasi keuangan yang kegiatan operasionalnya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat, serta memberikan jasa bank lainnya. Oleh sebab itu dana bank bersumber dari simpanan dan masyarakat (dana pihak ketiga), dana dari lembaga lainnya (dana pihak kedua) dan dana modal sendiri (dana pihak pertama). Bagi perusahaan, jasa bank yang terpenting adalah bagaimana memilih dan mengelola sumber dana yang tersedia, terutama yang bersumber dana dari masyarakat yang terkumpul dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito.

 

Asset management diartikan sebagai manajemen tentang kekayaan atau harta milik bank. Jadi bagaimana bank mengatur penempatan uang agar kekayaan itu menjadi berkembang dan bank tetap dalam posisi yang menguntungkan serta aman dalam resiko business, itulah intisari dari kegiatan manajemen aktiva bank. Menata aktiva bank bukan berarti menyusun dan menempatkan aktiva sedemikian rupa agar nampak wajar dan menarik. Tetapi lebih dari itu. Bank juga harus memikirkan bahwa penempatan aktiva mempunyai tujuan selain meningkatkan aktivitas dan kekayaan, dapat pula sekaligus meningkatkan keuntungan bank. Sedangkan liability management yang diartikan sebagai proses bagaimana bank mengelola semua kewajiban dan modal yang ada. Kewajiban-kewajiban bank dapat dibedakan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban tersebut berkaitan dengan sumber-sumber dana yang diterima dan dihimpun bank dari masyarakat.

 

  • Manajemen Sumber Dana

 

Dana yang bersumber dari Bank itu sendiri.

 

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.

 

Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

 

1. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik minat masyarakat.

 

2. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari. Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.

 

3. Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.

 

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat

 

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas.

 

Simpanan Giro (Demand deposit)

Simpanan Tabungan (Saving Deposit) menurut UU perbannkan No. 10 Tahun 1998, Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek, Bilyet Giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

 

Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek. Tabungan pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek.

 

Deposito menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

 

 


 

 

Jenis-jenis Deposito :

 

 


 

 

Deposito berjangka (tidak bisa dipindah tanghankan)

 

 

Sertifikat Deposito (dapat diperjualbelikan)

 

 

Deposito On Call (jangka waktunya tidak lebih dari 1 bulan)

 

 

3. Dana yang berasal dari lembaga lain

 

 


 

 

Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:

 

 


 

 

1. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.

 

2. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.

 

 


 

 

3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri.

 

 


 

 

4. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

 

 


 

 

Sumber dana dari hutang:

 

 


 

 

1.Utang jangka panjang

 

 

Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek

 

 


 

 

Timbulnya Hutang Jangka Panjang

 

 

Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.

 

 

Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.

 

 


 

 

1. Keuntungan menarik obligasi

 

 

Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak mempengaruhi manajemen.

 

 

2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada pemegang saham.

 

 

3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

 

 


 

 

Jenis Hutang Jangka Panjang

 

 

Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :

 

 

1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.

 

 

2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.

 

 


 

 

Yang termasuk utang jangka pendek adalah :

 

 

1. Utang dagang dan utang wesel

 

 

2. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu

 

 

3. Utang dividen

 

 

4. Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali

 

 

5. Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga

 

 

6. Utang biaya

 

 

7. Utang bonus

 

 

8. Utang gaji dan upah

 

 

9. Pendapatan yang diterima dimuka

 

 


 

 

– Manajemen Penggunaan Dana

 

 


 

 

Alokasi dana pada Primary Reserve (cadangan primer) prioritas utama dalam alokasi dana adalah menempatkan dana untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia (sebagai pembina dan pengawas bank). Dana-dana akan dialokasikan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum atau disebut juga giro wajib minimum karena penempatannya berupa giro bank umum pada Bank Indonesia. Primary reserve merupakan sumber utama bagi likuiditas bank, terutama untuk menghadapi kemungkinan terjadinya penarikan oleh nasabah bank, baik berupa penarikan dana masyarakat yang disimpan pada bank tersebut maupun penarikan (pencairan) kredit atau credit disbursement sesuai kesepakatan yang dibuat dihadapan notaris publik.

 

 

Alokasi dana pada Secondary Reserve (cadangan sekunder) priorotas kedua di dalam alokasi dana bank adalah penempatan dana-dana ke dalam noncash liquid asset (aset likuid yang bukan kas) yang dpat memberikan pendapatan kepada nasabah setiap ssaat dapat dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank. Surat-surat berharga tersebut antara lain :

 

 

Surat berharga pasar uang atau SBPU;

 

 

Sertifikat Bank Indonesia atau SBI;

 

 

Surat berharga jangka pendek lainnya.

 

 

Alokasi dana pada cadangan kerja prioritas dana yang untuk sebagai dana kerja atau sebagai dana pensiun para karyawan.

 

 

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali pada jangka waktu yang ditentukan.

 

 

Investasi jangka panjang dibidang perkenomian, kata investasi sudah lazim dipergunakan dan sering diartikan sebagai penanaman uang dengan tujuan mencari untung.

 

 


 

 

III. PENILAIAN TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK

 

 


 

 

Penilaian Terhadap Tingkat Kesehatan Bank

 

 

Tingkat Kesehatan Bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Bank melalui penilaian faktor permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar.

 

 

Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional.

 

 


 

 

Penilaian tingkat kesehatan Bank mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:

 

 

a. Permodalan (Capital)

 

 

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

 

 

1) kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku;

 

 

2) komposisi permodalan;

 

 

3) trend ke depan/proyeksi KPMM;

 

 

4) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal Bank;

 

 

5) kemampuan Bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan);

 

 

6) rencana permodalan Bank untuk mendukung pertumbuhan usaha;

 

 

7) akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan Bank.

 

 


 

 

b. Kualitas Aset (Asset Quality)

 

 

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas asset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

 

 

1) aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total aktiva produktif;

 

 

2) debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;

 

 

3) perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dibandingkan dengan aktiva produktif;

 

 

4) tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP);

 

 

5) kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;

 

 

6) sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva produktif;

 

 

7) dokumentasi aktiva produktif dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

 

 


 

 

c. Manajemen (Management)

 

 

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

 

 

1) manajemen umum;

 

 

2) penerapan sistem manajemen risiko; dan

 

 

3) kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

 

 


 

 

d. Rentabilitas (Earnings)

 

 

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

 

 

1) Return on Assets (ROA);

 

 

2) Return on Equity (ROE);

 

 

3) Net Interest Margin (NIM);

 

 

4) Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO);

 

 

5) Perkembangan laba operasional;

 

 

6) Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan;

 

 

7) Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya dan Prospek laba operasional.

 

 


 

 

e. Likuiditas (Liquidity)

 

 

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

 

 

1) aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan;

 

 

2) 1-month maturity mismatch ratio;

 

 

3) Loan to Deposit Ratio (LDR);

 

 

4) proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;

 

 

5) ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;

 

 

6) kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management/ALMA);

 

 

7) kemampuan Bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya dan stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

 

 


 

 

f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)

 

 

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

 

 

1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga;

 

 

2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan

 

 

3) Kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.

 

 


 

 

Faktor yang menggugurkan penilaian tingkat kesehatan bank antara lain

 

 

~ Perselisihan Intern

 

 

~ Campur Tangan Pihak Luar Bank

 

 

~ Window Dressing

 

 

~ Praktek Bank dalam Bank

 

 

~ Kesulitan yang Mengakibatkan pengunduran dalam Kliring

 

 

~ Praktek yang Membahayakan Usaha Bank

 

 


 

 

sumber : http://siskaangkasaputri.blogspot.com

 

google.co.id

 


 

http://www.gunadarma.ac.id

Posted in Uncategorized | 1 Comment

Sistem Keamanan Perbankan

Sistem keamanan di Indonesia masih kurang adanya penanganan yang ketat. banyak ATM-ATM yang masih kebobolan walaupun sudah ada penjaganya. kurangnya keamanan karena tidak adanya alarm dan cctv yang terlalu mencolok, sehingga banyak pelaku kejahatan yang menutup cctv agar tidak ketahuan saat membobol. Biasanya untuk melakukan pembobolan ATM, orang yang berbuat bukanlah sembarangan orang, karena dibutuhkan modal keahlian spesial, terutama dalam teknologi keuangan perbankan. Di kota-kota besar, aksi kejahatan pembobolan ATM sudah jadi hal yang lumrah. Tanda-tanda sebuah kota itu ramai dan maju, maka aksi kejahatan pun berimbang akan menyesuaikan, lebih marak dengan metode pidana yang ragam dan canggih.

Inilah salah satu contoh sistem yang keamanan Bank/ATM yang masih kurang.

MANADO–Tindak pidana pembobolan mesin ATM yang marak di Kota Manado, dipicu oleh peluang untuk melakukan pencurian karena lengahnya pengawasan dari perbankan dan pihak aparat penegak hukum.

“Ada peluang dan kesempatan karena ATM tidak terjaga demham baik, maka penjahat tersebut memanfaatkannya,” kata pengamat hukum pidana dari Universitas Katolik De La Salle, Ignatius Rusyadi, Sabtu (17/3). Dia menjelaskan bahwa sebenarnya pembobolan ATM itu merupakan bagian kejahatan yang terorganisir, sifatnya sistemik, ada pelaku intelektualnya yang mengetahui secara mendalam tentang perbankan.

Orang awam tidak mungkin mengetahui hal ini. Jadi, kata dia, dugaannya pasti penjahat tersebut pernah bekerja di perbankan, berpengalaman dalam menangani ATM bank. “Yang lakukan ini bukan orang sembarangan, sudah berpengalaman di bidang cyber crime,” tuturnya.

Menurutnya, model kejahatan pembobolan ATM di Kota Manado itu adalah gaya baru. Sebelumnya di kota ini dikenal daerah yang aman dan terkendali. Melihat kondisi inilah, kemudian dijadikan momen yang tepat bagi para pelaku kejahatan pembobolan ATM, sebagai ladang emas yang baru. “Selama ini dianggap aman, maka pengawasan menjadi lengah, oleh pelaku dimanfaatkan,” katanya.

Selain itu, metode keamanan lainnya adalah perbankan harus berkoordinasi kembali dengan aparat hukum dalam memerangi kejahatan cyber crime ini. Caranya dengan pengetatan keamanan secara intensif. “Harus menebar intel-intel yang berpakaian sipil. Kalau perlu mengawasinya harus 24 jam, di saat situasi ATM sepi dari aktivitas masyarakat,” tandasnya.

Sumber : Tribunnews.com

Posted in Uncategorized | Leave a comment

BRI Syariah Kembali Layani Gadai Emas

Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah mulai menjajakan lagi produk gadai beragun emas. Manajemen bank ini mengaku telah mendapatkan kembali izin, setelah perbaikan standard operating procedure (SOP) mendapat persetujuan Bank Indonesia (BI). Dua bank syariah lain yang juga terkena penghentian sementara (suspensi) bisnis gadai, yakni Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah, masih menanti proses izin.

Direktur Bisnis BRI Syariah, Ari Purwandono menuturkan, pihaknya mendapatkan izin BI beberapa hari setelah keluar peraturan qardh beragunan emas. “Kami sudah memenuhi persyaratan,” ucapnya.

Persyaratan itu antara lain soal rasio loan to value (LTV) atau rasio utang terhadap barang, batas maksimal pembiayaan per nasabah, dan pengaturan portofolio sebesar 20 persen terhadap total pembiayaan. BI meminta tiga bank syariah yang disuspen ini untuk menurunkan outstanding pembiayaannya hingga batas tersebut. Informasi saja, nilai gadai emas BRI Syariah per 27 Desember 2011 mencapai Rp 1,5 triliun atau 16,66 persen dari total pembiayaan Rp 9 triliun

Direktur Bisnis BNI Syariah, Bambang Widjamako menyampaikan, pihaknya telah mengajukan revisi SOP agunan emas pada pekan ini. Dia berharap, BNI Syariah dapat kembali melayani pembiayaan emas tersebut pada pekan kedua bulan Maret 2011. “Kami sudah memperbarui infrastrukturnya,” ucapnya. Pada Desember 2011, pembiayaan gadai emas bank ini mencapai Rp 580 miliar.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Perbankan Nasional Siap Memberikan Kredit

Membengkaknya konsumsi bahan bakar minyak antara lain disebabkan kondisi infrastruktur, terutama panjang jalan raya, tidak bertambah. Akibatnya, efisiensi bahan bakar minyak di jalan raya tidak terjadi.

Kondisi infrastruktur jalan raya yang memprihatinkan ini terlihat dari pertumbuhan panjang jalan. Badan Pusat Statistik dan Badan Pengelola Jalan Tol menyebutkan, panjang jalan di seluruh Indonesia tahun 2010 mencapai 478.667 kilometer.

Namun, dari data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, hanya ada 446.278 kilometer tahun 2010, sementara panjang tol hanya 760 kilometer. Tahun ini, panjang tol baru bertambah sekitar 3 kilometer.

Kian memprihatinkan, dari panjang jalan ini, hanya 25,99 persen jalan dalam kondisi baik dan 30,99 persen dalam kondisi sedang. Selebihnya, 24,23 persen, dalam kondisi rusak ringan dan 19,40 persen rusak berat. Kondisi ini menjadi kontraproduktif bagi pengembangan ekonomi, termasuk ekonomi pedesaan.

Ketua Umum Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini di Jakarta, Senin (12/3/2012), menegaskan, infrastruktur jalan dan pertanian menjadi kendala utama dalam pengembangan produk hortikultura, seperti buah dan sayur, yang memiliki daya saing.

Studi dari Institute for Transportation and Development Policy Indonesia menyebutkan, saat ini rata-rata kerugian akibat kemacetan adalah Rp 26 triliun-Rp 27 triliun per tahun. Jumlah ini di luar subsidi BBM Rp 123,723 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2012.

Padahal, kebutuhan infrastruktur bukan hanya jalan, melainkan juga pengairan, bandar udara, pelabuhan, dan ruang pendingin untuk hortikultura dan produk perikanan.

”Infrastruktur jalan saja tidak cukup. Pemerintah juga harus membangun rantai pendingin komoditas buah dan sayur mulai dari hulu hingga hilir, seperti mobil berpendingin hingga ruang pendingin yang dekat dengan konsumen,” ujar Benny.

Perbaikan infrastruktur termasuk jalan raya tidak bisa berharap banyak dari pemerintah. Belanja modal dalam APBN Perubahan 2012 hanya Rp 168,875 triliun. Dana ini 11,1 persen lebih tinggi daripada APBN 2012 sebesar Rp 151,975 triliun.

Lebih tingginya alokasi belanja modal ini terutama untuk alokasi program infrastruktur yang pendanaannya berasal dari saldo anggaran lebih sampai tahun 2011 sebesar Rp 20,29 triliun. Dana ini jelas tak cukup untuk berbagai kebutuhan aneka infrastruktur di seluruh Tanah Air.

Semisal dalam infrastruktur perkeretaapian. Peneliti perkeretaapian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Taufik Hidayat, menegaskan, buruknya infrastruktur perkeretaapian menjadi salah satu contoh buruknya keberpihakan terhadap sektor ini. Padahal, sektor ini bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang boros BBM.

”Awalnya, saya bersemangat dengan dana pengalihan bahan bakar minyak. Namun, dengan dana Rp 25 triliun bisa apa? Jelas diperlukan lebih banyak dukungan. Uang Rp 25 triliun hasil menaikkan harga BBM sebesar Rp 1.500 per liter itu tidak ada artinya,” ujar Taufik, yang baru saja studi banding melihat perkeretaapian China.

Perbankan siap
Soal dana ini sebenarnya bukan kendala mengingat perbankan sesungguhnya antusias masuk ke pendanaan proyek infrastruktur. Tak hanya bank pemerintah, bank umum swasta juga mulai mengalokasikan dana guna pembiayaan atau kredit proyek infrastruktur.

Beberapa bank sebenarnya sudah berkomitmen menyediakan dana untuk kredit infrastruktur.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk bahkan menetapkan infrastruktur sebagai sektor utama yang akan dibidik tahun ini. Sekretaris Perusahaan BNI Tribuana Tunggadewi mengemukakan, bagi perbankan, hambatan pembiayaan infrastruktur adalah soal kepastian pembebasan lahan.PT Bank Central Asia Tbk pun membidik pembiayaan bandara, tol, dan pelabuhan. Juga PT Bank CIMB Niaga Tbk yang menyediakan Rp 5 triliun pada tahun ini untuk pembiayaan infrastruktur.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Pengendalian Internal dan SIA

PENGENDALIAN INTERNAL DAN SIA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia dan nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita. Salawat dan salam semoga tercurah ke haribaan baginda Rassulullah SAW, yang menjadi rahmat alam semesta.
Tak lupa pula, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini, terutama kepada dosen, dan teman-teman yang telah tulus memberikan dorongan dan bantuan. Kepada sumber yang menjadi penunjang selesainya makalah ini, penulis ucapkan terima kasih. Demikian juga kepada para pembaca yang telah bersedia membaca karya tulis ini. Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat-Nya.
Makalah ini bertujuan untuk menambah pemahaman serta wawasan melalui pengumpulan data yang hasilnya telah dituangkan dalam bentuk tulisan. Selain itu, diharapkan dengan karya ini membuka wawasan serta pengetahuan tentang masalah yang dibahas dalam makalah ini.
Makalah ini mengacu pada data-data yang akurat serta serangkaian usaha yang telah dilakukan dengan penyusunannya. Makalah ini disusun dengan beberapa data berupa pengumpulan informasi data dari penelusuran melalui internet.
Penulis juga mengharapkan saran yang bersifat positif untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah khazanah kepustakaan dan dapat memberikan manfaat bagi pembaca  Amin.

Depok, 23 November  2011
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah teknologi informasi atau Information Technology (IT) ini bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang kehidupan. Dengan dukungan IT membuat organisasi ataupun individu dalam kancah dunia bisnis merasa memiliki keunggulan kompetitif. Menyadari kenyataan tersebut, PT Transavia Otomasi Pratama (TOP) merasa perlu berkomitmen untuk memperbaiki sistem informasi yang ada menuju sistem informasi yang dapat meningkatkan daya saing dan dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam proses bisnis. Sebagai langkah nyata dari komitmen tersebut maka manajemen memutuskan untuk berinvestasi pada aplikasi Navision Bussiness Solution yang merupakan paket dari ERP (Enterprise Resource Planning).
Perhatian selanjutnya adalah bahwa perlu adanya sistem pengendalian intern yang memadai dalam lingkup aplikasi Navision. Aspek pengendalian ini merupakan aspek yang strategis dalam suatu sistem informasi. Oleh karena itu ditengah implementasi sebuah sistem yang baru maka sangat diperlukan untuk melaksanakan analisis dan evaluasi mengenai pengendalian intern. Dengan adanya analisis dan evaluasi pengendalian intern ini maka akan dapat diharapkan bahwa informasi yang akan dihasilkan adalah informasi yang berkualitas.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan evaluasi terhadap implementasi sistem aplikasi Navision yang baru diimplementasikan, terutama sekali dilihat dari sistem pengendalian intern persfektif teknis. Dengan serangkaian analisis dan evaluasi, penelitian ini diharapkan akan menjadi sebuah gambaran mengenai kelayakan mengenai keberlanjutan sistem aplikasi Navision di PT Transavia Otomasi Pratama
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls)
ialah kontrol internal komputer yang berlaku khusus untuk aplikasi komputerisasi
tertentu pada suatu organisasi (Gundodinyoto, 2007, hal 371). Pengendalian
aplikasi sering disebut pengendalian perspektif teknis atau dapat didefinisikan
sebagai pengendalian yang langsung terkait dengan transaksi pada suatu aplikasi
tertentu. Pada dasarnya pengendalian aplikasi terdiri dari pengendalian masukan
(input control), pengendalian proses (process control), dan pengendalian keluaran
(output control). Beberapa text-book menyebutkan juga tentang pengendalian
database (database control), pengendalian komunikasi (communication control),
dan boundary control (aspek ini terutama diperkenalkan oleh Weber).
Tabel 1. Kategori Pengendalian Aplikasi

Kategori Pengendalian
Jenis-Jenis Pengendalian
1. Boundary Control
·         Otoritas akses ke sistem aplikasi
·         Identitas dan otentisitas pengguna
2. Input Controls
·         Otoritas dan validasi masukan
·         Transmisi dan konversi data
·         Penanganan kesalahan
3. Process Controls
·         Pemeliharaan ketepatan data
·         Pengujian terprogram atas batasan dan memadainya pengolahan
4. Output Controls
·         Rekonsiliasi keluaran
·         Penelaahan dan pengujian hasil pengolahan
·         Distribusi keluaran
·         Record retention
5. Database Control
·         Akses
·         Integritas data
6. Communication Control
·         Pengendalian kegagalan unjuk kerja
·         Gangguan komunikasi
Boundary Controls
Yang dimaksud boundary adalah interface antara para pengguna (users) dengan sistem berbasis teknologi informasi. Tujuan utama boundary controls adalah antara lain : (a) untuk mengenal identitas dan otentik (authentic)/tidaknya user sistem, artinya suatu sistem yang didesain dengan baik seharusnya dapat mengidentifikasi dengan tepat siapa user tersebut, dan apakah identitas yang dipakainya otentik; (b) untuk menjaga agar sumberdaya sistem informasi digunakan oleh user dengan cara yang ditetapkan. Sebagai contoh, jika mahasiswa menghidupkan mesin pada ruang praktek komputer di kampus, lazimnya pertama
kali komputer minta nomor identitas mesin dan password pemakai. Kedua hal tersebut dapat disebut sebagai salah satu contoh boundary controls.
Pengendalian Input
Input merupakan salah satu tahap dalam sistem komputerisasi yang paling krusial dan mengandung risiko Pengendalian masukan (input control) dirancang dengan tujuan untuk mendapat keyakinan bahwa data transaksi input adalah valid, lengkap, serta bebas dari kesalahan dan penyalahgunaan. Input controls ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting, karena input yang salah akan menyebabkan output juga keliru. Jika yang masuk sampah, sampah pula yang keluar (GIGO)
Pengendalian Proses
Pengendalian proses (processing controls) ialah pengendalian intern untuk mendeteksi jangan sampai data (khususnya data yang sesungguhnya sudah di valid) menjadi error karena adannya kesalahan proses. Tujuan pengendalian pengolahan adalah untuk mecegah agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan selama proses pengolahan data.
Pengendalian proses merupakan bentuk pengendalian yang diterapkan
setelah data berada pada sistem aplikasi komputer. Menurut IAI (SA341,Par.08) pengendalian ini didesain untuk memberi keyakinan yang mamadai bahwa: (a) transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah semestinya oleh komputer, (b) transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak semestinya, dan (c) kekeliruan pengolahan dapat diidentifikasi dan dikoreksi secara tepat waktu.
Pengendalian Hasil Keluaran
Pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang dilakukan umtuk menjaga output sistem agar akurat lengkap, dan digunakan sebagaimana mestinya. Pengendalian keluaran (output controls) ini didesain agar output/informasi disajikan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan didistribusikan kepada orangorang yang berhak secara cepat waktu dan tepat waktu.
Metode pengendalian bersifat preventive objective misalnya ialah perlunya disediakan tabel/matriks pelaporan : jenis laporan, periode pelaporan, dan siapa pengguna, serta check-list konfirmasi tanda terima oleh penggunanya, prosedur permintaan laporan rutin/on-demand, atau permintaan laporan baru. Pengendalian bersifat detencion objective misalnya ialah cek antar program pelaporan, perlunya dibuat nilai-nilai subtotal dan grand-total yang dapat diperbandingkan untuk mengevaluasi keakurasian laporan, judul dan kolom-kolom laporan perlu didesain dengan sungguh-sungguh. Pengendalain intern yang bersifat corrective objective misalnya ialah prosedur prosedur klaim ketidakpuasaan pelayanan, tersedianya
help-desk dan contack person, persetujuaan dengan users mengenai service level
yang disepakati.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini secara langsung akan diarahkan pada evaluasi sistem aplikasi melalui sebuah tipe audit sistem aplikasi. Yang dimaksud sistem aplikasi di sini adalah Navision Bussiness Solution, yang telah diimplementasikan dalam objek penelitian. Sedangkan tipe audit yang digunakan adalah postimplementation audit. Tipe audit seperti ini diharapkan akan membantu organisasi untuk mempelajari aplikasi sistem yang sedang dijalankan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengendalian Aplikasi Navision
Boundary Controls
v  Ruang Lingkup Sistem
ü  Pemilik Aplikasi
Secara organisasi perusahaan maka seharusnya yang berperan sebagai pemilik aplikasi adalah general manager. Tetapi berdasarkan keadaan sekarang maka peran pemilik aplikasi berada di bawah manajer finance & accounting. Seperti keterangan sebelumnya, keadaan ini berdasarkan implementasi yang baru dijalankan oleh departemen finance & accounting.
ü  Administrator Aplikasi
Administrator aplikasi ini dilakukan oleh seorang senior accounting yang tidak terlibat dalam penggunaan aplikasi.
ü  Pengguna Aplikasi
Dari sejumlah 9 orang yang berada dalam departemen finance & accounting, aplikasi Navision terinstall pada 6 komputer user, masingmasing 1 pada manajer, 2 pada bagian penerimaan, 2 pada bagian pembayaran dan 1 pada bagian pajak dan penagihan.
ü  Authorization Control
Dalam hal verifikasi terhadap identitas dan otentisitas orang yang akan mengakses system maka implementasinya adalah melalui Access Controls dan Audit Trail.
Dalam teknik Access Control ini digunakan mekanisme password dalam masuk ke sistem, di mana masing-masing user yang telah diberikan wewenang untuk menggunakan aplikasi telah diberikan identitas dan password.
v  Subsistem dan keterkaitannya
Memang disadari bahwa implementasi Navision belumlah optimal. Ini memang dapat dimaklumi bahwa belum adanya kesiapan oleh departemen lain. Oleh karena itu, implementasi Navision baru sebatas pada modul Financial Management.
Di dalam modul Financial Management ini terdapat beberapa sub modul, yaitu General Ledger, Receivable, Payable. Hanya saja walaupun sudah ada masing-masing kewenangan user tetapi belum adanya pembatasan kewenangan terhadap masuk ke dalam sub modul yang lain. Artinya setiap user dapat mengakses ke semua sub modul tanpa adanya pembatasan yang diberikan.
Input Controls
Sistem pengolahan transaksi yang diterapkan adalah On-line Real Time, dengan begitu pengendalian yang diperlukan adalah :
a. Pengendalian yang bersifat Prevention Objective
Cara yang sudah diterapkan adalah dengan mengirimkan user mengikuti pelatihan terhadap implementasi aplikasi. Hanya saja dalam kenyataannya belum ada sebuah pedoman tertulis atau manual book sebagai pedoman user.
b. Pengendalian Bersifat Detection Objective
Pengendalian yang bersifat detective objective ini dilakukan berbarengan pada saat validasi input. Apabila input yang dimasukkan belum terdapat saldo nol, artinya jumlah debet dan kredit belum sama, maka akan muncul kotak dialog yang menyatakan bahwa data belum dapat diproses.
c. Pengendalian Bersifat Correction Objective
ü  Bila terjadi kesalahan bersifat keying error (salah rekam, bukan dari dokumen sumber) maka akan ada proses reversal untuk yang tidak terkait dengan database customer dan vendor. Namun bila yang berkaitan dengan database customer dan vendor harus ada proses unapply terlebih dahulu sebelum dilakukan reversal.
ü  Bila terjadi kesalahan bersifat source error, artinya kesalahan dari dokumen input maka akan dimintakan konfirmasi terhadap dokumen sumber kepada pihak yang terkait..
Processing Controls
Pengendalian proses ini ditujukan agar dapat mendeteksi jangan sampai terjadi data yang error karena terjadi salah proses. Melihat kenyataannya bahwa Navision ini merupakan suatu program jadi maka yang menjadi aspek penekanan  pada pengendalian proses ini bukan terletak pada review logika program, tetapi lebih diarahkan pada pengujian kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi selama proses pengolahan data. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam pengecekan kesalahan-kesalahan pengolahan data adalah :
a. Overflow Check
Ada kalanya terdapat kesalahan yang terjadi karena hasil perhitungan adalah terlalu besar atau terlalu kecil sehngga tidak mampu disimpan dalam memory computer. Untuk itu akan dicoba melakukan testing dengan memasukkan suatu akun dengan jumlah yang besar dan satu akun lagi dengan jumlah yang kecil. apabila kita melakukan penginputan dengan nilai yang terlalu besar ataupun terlalu kecil maka akan muncul peringatan dari sistem bahwasanya sistem aplikasi Navision hanya dapat menerima nilai dengan 15 digit saja sedangkan desimalnya tergantung dari settingan awal, biasanya 2 atau 3 digit saja.
b. Zero Balancing Check
Pengujian jenis ini dilakukan dengan melihat nilai selisih antara dua jumlah. Bila menghasilkan nilai 0 (nol) maka telah betul pengolahan datanya. Maksud nilai nol tersebut adalah bahwa sisi debit dan kredit adalah telah balance. Sehingga memang sesuai dengan ketentuan akuntansi. Bahwa sistem aplikasi Navision tidak dapat memproses apabila dari sisi debit dan kredit masih terdapat selisih. Ini berarti sesuai dengan prinsip akuntansi.
c. Teknik Lock out
Teknik ini sangat diperlukan sekali guna mencegah pemutakhiran data secara serentak oleh beberapa pemakai secara bersamaan (concurency). Sistem aplikasi Navision memiliki pengendalian Lock out yang dapat memastikan bahwasanya tidak ada pemrosesan ganda untuk suatu transaksi. Pengendalian ini sangat membantu sekali karena penggunaan aplikasi Navision oleh beberapa user.
d. Control Total Check
Pada tahap pengolahan data, control total check digunakan sebagai pendeteksi mengenai kelengkapan dan kebenaran proses pengolahan data. Untuk itu harus dapat dibandingkan dengan hasil cetak diprinter. Dengan melakukan beberapa cek terhadap beberapa laporan yang dihasilkan, maka hasil laporan adalah sesuai dengan format awal dan data yang diinput.
e. Matching check
Maksud pengendalian ini adalah memastikan bahwa input yang dientry harus match dengan kode yang sama dalam master file. Pengendalian ini dapat mendeteksi kesalahan bila kode yang dimasukan adalah tidak terdapat dalam master file. Bahwa apabila kita salah dalam memasukan kode tipe akun maka akan muncul warning bahwasanya tipe akun yang dimasukan salah. Ini sangatmungkin terjadi ditengah banyaknya data yang harus diinput dan ada date linetertentu. Walaupun kesalahan ini dapat dihindari dengan mendropdown tombol
pilihan, tetapi itu tidak efektif dan membuang waktu.
f. Crossfooting Check
Pengujian crossfooting dilakukan dengan menjumlah nilai kesamping/bawah. Total nilai masing-masing sisi tersebut dicocokan dan harus sama. Pengecekan seperti ini sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwasanya laporan yang dihasilkan adalah benar dan relevan. Dengan melakukan hitungan manual maka bila kita ambil contoh untuk menghitung jumlah Amount dan hasilnya adalahtelah benar.
Output Controls
Pengendalian keluaran ini dilakukan untuk menjamin agar output/informasi yang disajikan adalah akurat, lengkap, mutakhir dan didistribusikan kepada orang-orang yang berhak. Untuk mencapai hal-hal tersebut maka digunakan beberapa metode yang cocok, diantaranya adalah :
a. Preventif dalam Output Controls

Metode preventif dalam output controls ini dilakukan dengan pembuatan matriks pelaporan.

No.
Jenis Laporan
Periode
Pembuat
Pengguna
1.
Jurnal Penjualan
Bulanan
Accounting
Staf
Supervisor
Accounting
2.
Jurnal Pembelian
Bulanan
A/P Staff
Supervisor
A/P
3.
A/R Aging
Mingguan
A/R Staff
Finance
Manager
4.
A/P Aging
Mingguan
A/P Staff
Finance
Manager
5.
G/A Reimbursement
Mingguan
Acccounting
Staf
Supervisor
A/P
6.
Laporan Keuangan per 3
Bulan
3 bulan
Supervisor
Accounting
Finance
Manager,
Direksi
7.
Laporan Keuangan akhir
Tahun
1 tahun
Supervisor
Accounting
Finance
Manager,
Direksi
8.
General Ledger
1 tahun
Accounting
Staff
Finance
Manager
b. Detection dalam Output Controls
Dalam pengendalian seperti ini diperlukan pengecekan antar program pelaporan. Misalnya saja untuk mengecek kebenaran nilai dari A/R maka kita harus mengecek pada nilai laporan detail agging customer dan summary agging customer serta mencocokannya dengan nilai A/R pada Neraca.
c. Corrective dalam Output Controls
Bila memang terjadi kecurigaan kesalahan dalam laporan maka melakukan Audit Trail adalah cara yang terbaik. Di samping itu, berdasarkan pengalaman maka perlu juga dilihat mengenai desain laporan yang ada. Terkadang hanya karena kurang lebar dalam format suatu angka maka menyebabkan kesalahan pada nilai yang seharusnya.
Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian
Matriks penilaian risiko merupakan sebuah metode analisis dengan menghitung aspek tingkat risiko (dampak) dan tingkat keterjadian risiko.Sedangkan pada matriks pengendalian merupakan metode analisis desain (rancangan) dan tingkat efektivitas pengendalian intern. Kedua matriks tersebut masing-masing dapat dinyatakan dengan nilai : L (low) diberi nilai -1, M (medium) diberi nilai 2, H (high) diberi nilai -3.
Sedangkan dalam penetapan tingkat efektivitas antara risiko dengan pengendalian dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ø  Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian 0 maka tingkat pengendalian dan risiko adalah standar. Artinya setiap risiko yang terjadi dapat ditanggulangi.
Ø  Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian positif maka tingkat pengendalian dan risiko adalah baik. Tetapi perlu menjadi catatan tersendiri bahwa jika nilai pengendalian terlalu tinggi dibanding risiko maka kemungkinan akan terjadi kelebihan pengendalian yang menyebabkan terjadinya pemborosan dalam operasional.
Ø  Jika jumlah penilaian risiko dan pengendalian negatif maka tingkat pengendalian dan risiko adalah buruk.
Dalam pembahasan kita sekarang, peran matriks penilaian risiko dan pengendalian bisa dikatakan sebagai kunci dari evaluasi pada penilaian pengendalian intern aplikasi. Dalam matriks penilaian risiko dan pengendalian juga akan dibahas secara rinci pada masing-masing kategori pengendalian aplikasi. Adapun secara detail mengenai matriks penilaian risiko dan
pengendalian yang nantinya akan dibuat adalah sebagai berikut :
1 Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Manajemen Keamanan akan ditampilkan pada  tabel 3.
2 Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Batasan akan ditampilkan pada tabel 4.
3 Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Masukan akan ditampilkan pada tabel 5.
4 Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Proses akan ditampilkan pada tabel 6.
5 Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Keluaran akan ditampilkan pada tabel 7.
1). Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Manajemen Keamanan ( Security Management Controls )
Tabel 3. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Manajemen Keamanan

 

No.
Risiko
Dampak
Keterjadian
Nilai Risiko
Pengendalian
Efektivitas
Desain
Nilai
Pengendalian
Skor
1.
Unauthorized
intrusion
-1
-1
-1
Login akses (Password Dan Username), Identitas karyawan
beserta foto, dan penjaga
2
2
4
3
2.
Polusi
-2
-1
-2
Larangan membawa makanan dan minuman, penutup hardware yang tahan air dan udara
1
1
1
-1
3.
Kebakaran
-1
-1
-1
Sistem drypipe automatic sprinkler, alarm dan tabung kebakaran, prosedur kebersihan,
kabel dan penghantar listrik dilapisi dengan bahan yang tidak mudah terbakar
3
2
6
5
4.
Kerusakan
karena air
-2
-2
-2
Power utama, semua material aset sistem informasi diletakkan ditempat yang tinggi
2
1
2
0
5.
Energy
variations
-2
-1
-2
Stabilizer dan UPS
2
3
6
4
6.
Virus
-3
-3
-6
Program anti virus dan scan virussecara rutin
2
1
2
-4
Jumlah
-14
Jumlah
21
7

 

2). Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Batasan (Boundary Controls)

 

Tabel 4. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Batasan

 

No.
Risiko
Dampak
Keterjadian
Nilai
Risiko
Pengendalian
Efektivitas
Desain
Nilai
Pengendalian
Skor
1.
Unauthorized
intrusion
-2
-1
-2
Login akses,
Encryption
invisible
password,
Otorisasi dan
Management user
2
1
2
0
Jumlah
-2
Jumlah
2
0

 

3). Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Masukan (Input Controls)

 

Tabel 5. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Masukan
No.
Risiko
Dampak
Keterjadian
Nilai
Risiko
Pengendalian
Efektivitas
Desain
Nilai
Pengendalian
Skor
1.
Unauthorized
Intrusion
-3
-1
-3
Otorisasi dan
pensetujuan
1
1
1
-2
2.
Kesalahan entry data
-2
-1
-2
Mendesign
Tampilan layar dengan baik
3
3
9
7
3.
Kesalahan yang
Terlewatkan
-3
-2
-6
Error message dan menu
konfirmasi
3
3
9
3
4.
Kehilangan dokumen
Sumber
-2
-1
-2
Arsip dokumen
sumber
3
3
9
7
Jumlah
-13
Jumlah
28
15

 

4). Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Proses (Process Control)

 

Tabel 6. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Proses
No.
Risiko
Dampak
Keterjadian
Nilai Resiko
Pengendalian
Efektifitas
Desain
Nilai Pengendalian
Skor
1.
Kehilangan data
Sebelum terjadi
kegagalan
-2
-1
-2
Rollback dan
laporan
pendukung
3
3
9
6
Jumlah
-2
Jumlah
9
7

 

5). Penilaian Risiko dan Pengendalian atas Pengendalian Keluaran (Output Controls)
Tabel 7. Matriks Penilaian Risiko dan Pengendalian Keluaran
No.
Risiko
Dampak
Keterjadian
Nilai Resiko
Pengendalian
Efektifitas
Desain
Nilai Pengendalian
Skor
1.
Pengeluaran laporan yang salah
-2
-1
-2
Sistem Pengawasan catatan, prosedur
Permintaan laporan
2
3
6
4
2.
Unauthorized intrusion
-2
-1
-2
Otorisasi, dan contact person pada laporan
2
1
2
0
3.
Laporan yang  tidak jelas
-2
-2
-4
Judul, nomor urut,
halaman, tanggal,
waktu dan periode
laporan
3
3
9
5
4.
Penumpukan arsip laporan
-3
-3
-9
Scanning
3
3
9
0
Jumlah
-17
Jumlah
26
9

 

 

Berdasarkan matriks risiko dan pengendalian di atas maka kita dapat
memberikan penilaian sebagai berikut :
1. Pada pengendalian manajemen keamanan memiliki nilai penilaian risiko dan
    pengendalian 7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
2. Pada pengendalian batasan memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
     0 maka tingkat pengendalian dan resiko adalah standar. Ini berarti setiap
                risiko yang terjadi dapat ditanggulangi.
3. Pada pengendalian masukan memiliki nilai penilaian risiko dan
                pengendalian 15 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
4. Pada pengendalian proses memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
                7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
5. Pada pengendalian keluaran memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian
                9 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
Secara keseluruhan kita dapat menilai bahwa pengendalian intern terhadap sistem akuntansi TOP adalah baik. Artinya pengendalian intern yang telah diterapkan selama ini adalah sudah cukup memadai. Walaupun demikian, tetapi dengan seiring waktu dan perubahan yang terjadi maka perlu adanya evaluasi periodik guna mengakomodasi keadaan dan risiko yang mungkin terjadi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan evaluasi terhadap pengendalian intern Navision maka kita dapat melihat bahwa pengendalian intern yang ada telah cukup memadai. Hasil pernyataan tersebut di dapat dari penilaian risiko dan pengendalian manajemen keamanan memiliki nilai 7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Pada pengendalian batasan memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 0 maka tingkat pengendalian dan risiko adalah standar. Ini berarti setiap risiko yang terjadi dapat ditanggulangi. Pada pengendalian masukan memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 15 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Pada pengendalian proses memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 7 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik. Dan pada pengendalian keluaran memiliki nilai penilaian risiko dan pengendalian 9 maka pengendalian yang diterapkan adalah baik.
Saran
Dengan berjalannya implementasi Navision ini maka keberadaan aspek teknis juga harus diperhatikan. Salah satu aspek yang strategis adalah aspek pengendalian intern dari sistem informasi, dalam hal ini adalah pengendalian intern dalam aplikasi sistem Navision. Perlu menjadi catatan tersendiri bahwa sesungguhnya aplikasi Navision ini memiliki potensi yang besar dalam membantu proses bisnis ke arah prosesbisnis yang lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Berbagai Makalah Sistem Informasi : Konferensi Nasional Sistem
Informasi 2007 (KNSI 2007). Informatika. Bandung.
Boynton, William C., Raymond Johnson, Walter G. Kell. 2002. Modern Auditing.
Erlangga. Jakarta.
Firdaus, Doni Waluya. 2003. Peranan Audit Sitem Informasi Akuntansi Berbasis
Kompueter Dalam Penyajian Financial Report. Majalah Ilmiah Unikom.
http://jurnal.unikom.ac.id. Diakses tanggal 10 Juni 2009.
Gundodiyoto, Sanyoto. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan Cobit. Mitra
Wacana Media. Jakarta
Krismiaji. 2005. Sistem Informasi Akuntansi (Edisi Kedua). UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Kusrini. 2004. Tinjauan Umum Mengenai Audit Sistem Informasi.
http://p3m.amikom.ac.id Diakses tanggal 20 Juli 2009.
Muchtar, A.M. 1999. Audit Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis (Edisi ke-1). Andi Offset. Yogyakarta
Purnowo , Edi. 2004. Aspek-Aspek EDP Audit Pengendalian Internal Pada
Komputerisasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Sasongko, Budi. Pengendalian Intern dalam SIA Terkomputerisasi : General
Control. http://www.akuntan.org. Diakses tanggal 26 Mei 2009.
Soeparlin, Soetojo. 1996. Sistem Informasi Akuntansi. Gunadarma. Jakarta.
Supriyati. 2004. Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi
Komputerisasi Akuntansi. Majalah Ilmiah Unikom, Vol. 6.
2009.
http://groups.yahoo.com/group/IASII/, Milis Ikatan Audit Sitem Informasi Indonesia,
diakses tanggal 26 September 2009.
http://theakuntan.com/, diakses tanggal 16 Agustus 2009.
http://www.iasii.or.id/, diakses tanggal 10 Oktober 2009.
http://sisteminformasi.wordpress.com/, diakses tanggal 14 September 2009.
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Siklus Pengeluaran

SIKLUS PENGELUARAN

Fungsi yang terkait dengan proses pembelian :
1.  Gudang/Bagian Lain
2.  Pembelian
3.  Penerimaan
4.  Hutang Dagang
5.  Kasir/Pembayaran

Gudang

Pembelian terjadi karena adanya permintaan barang/bahan dari suatu bagian atau gudang karena persediaan yang ada habis. Bagian manapun dalam suatu organisasi dapat melakukan permintaan pembelian dengan mengeluarkan Surat Permintaan Pembelian (Purchase Requisition/PR). Jika pesanan sudah datang dan sudah diperiksa oleh bag. Penerimaan, bag, Gudang akan menerima laporan penerimaan untuk disetujui, jika sudah disetujui maka laporan penerimaan barang tersebut akan diberikan ke bag. Pembelian.

Pembelian

Bagian pembelian yang menerima PR kemudian menerbitkan Purchase Order (PO) untuk dikirim ke pemasok terpilih. Selain dikirim ke pemasok, tembusannya dikirim ke bag. Penerimaan dan bag. Hutang Dagang.

Bagian Penerimaan

Bag. Penerimaan bertanggung jawab memeriksa kondisi barang yang diterima dan menyesuaikan antara Bill of Ladding yang terdapat pada barang yang dikirim dengan barang yang dipesan pada PO. Setelah diperiksa dan dibandingkan maka bag. Penerimaan harus membuat Laporan Penerimaan dan diberikan kepada bag. Gudang untuk meminta  persetujuannya.

Bagian Hutang Dagang

Bagian Hutang Dagang menerima nota penerimaan, PO, PR, dan Faktur untuk dibandingkan dan kemudian membuat voucher pengeluaran kas yang akan diberikan kepada bagian Kasir. Selain kegiatan diatas dia juga melakukan kegiatan pencatatan kedalam jurnal dan buku besar.

Bagian Kasir

Setelah menerima voucher yang dilampiri oleh 4 dokumen dari bag. Hutang Dagang, Bag. Kasir mengeluarkan cek untuk pembayaran hutang.

Aplikasi Pembelian Dalam Lingkungan PDE

1.  Pengumpulan data
Sama seperti siklus penjualan, semua data yang akan masuk ke dalam sistem harus di ubah menjadi machine readable form. Ada beberapa cara dalam mengumpulkan data, antara lain : semua dokumen PR dikumpulkan dan diberikan kepada seorang pegawai PDE untuk dientry atau tiap bagian mempunyai komputer on-line yang digunakan untuk mengisi PR secara on-line, atau yang lebih canggih, komputer dapat secara langsung membuat PR jika mendeteksi adanya kekurangan persediaan di Gudang.
Untuk bagian penerimaan juga diperlukan perubahan data, caranya adalah menempatkan unit komputer on-line di bag. Penerimaan. Jika barang datang, petugas hanya memasukkan no. PO kemudian mencocokkan dengan barang yang diterima dan membuat beberapa perubahan yang perlu.
Untuk bagian penagihan sama, cara yang paling efektif adalah petugas memasukkan no. PO ke dalam sistem, kemudian sistem akan terhubung ke file PO dan file Penerimaan, sehingga komputer akan dapat menampilkan isi dari suatu faktur. Kemudian petugas membandingkannya dengan faktur yang diterima dan membuat beberapa perubahan faktur yang ditampilkan oleh komputer.
2.  Pemrosesan awal data
Semua data yang ada dimasukkan ke dalam sistem, digabungkan, diurut, dan di edit untuk kemudian di validasi.
3.  Pemrosesan lanjut
Jika semua sudah valid dan beberapa perubahan yang perlu sudah dilaksanakan, maka bag. Pembelian memasukkan kode untuk mensahkan PR dan kemudian mencetak PO. Cara yang sama dilakukan pada bag. Penerimaan. Begitu pula bag. Hutang Dagang, disana faktur di cek setelah itu disahkan dengan memasukkan kode tertentu.
4.  Update data
Dalam pemrosessan batch maupun on-line, tiap-tiap kelompok data transaksi dimasukkan kedalam suatu file transaksi.
Untuk dok. PR, PR yang telah disahkan di update ke file inventory (untuk merubah data pada field “barang sedang dipesan”).
Untuk Laporan Penerimaan di update ke file pemasok (untuk melihat kinerja pemasok), dan file inventori (untuk menambahkan jumlah persediaan).
  Sumber :
http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/
Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.
Posted in Uncategorized | 1 Comment